Social Profiles

Pages

Tuesday 16 June 2015

Ketika Hendak Diperkosa, Angeline Hanya Bisa Begini

Ketika Hendak Diperkosa, Angeline Hanya Bisa Begini

Sungguh tragis nasib bocah cantik Angeline (8). Sempat berteriak meminta bantuan ketika hendak diperkosa, disiksa dan dibunuh kemudian oleh tersangka Agustinus Tae.
“Sekitar jam 13.00 pada saat dia membersihkan ayam, dia (Agus) memanggil Angeline ke kamar dan menutup pintu dan berusaha memperkosa dia (Angeline).
Di situ dia teriak mama (Margaret) dan ada perlawanan dan karena sempat lepas, dia panggil lagi mama,” kata Haposan Sihombing, pengacara yang ditunjuk kepolisian untuk mendampingi tersangka Agustinus Tae, Jumat (12/5/2015).
Menurut Haposan, Agus telah mengakui ulahnya itu termasuk kenapa tersangka mengubur Angeline dengan boneka kesayangannya.
Haposan juga membeberkan, kenapa Agus yang baru sebulan bekerja pada keluarga Margareth tega menghabisi anak angkat majikannya tersebut.
Menurutnya, Ia tersinggung oleh ucapan Angeline yang menirukan ucapan Margareth yang menganggap Agus tidak becus bekerja.
Agus juga sempat memastikan apakah Angeline sudah tewas atau belum dengan menyulut api rokok di bagian punggungnya.
Setelah tewas, mayatnya dibungkus dengan sprei yang ia ambil di dekat kamar Margareth.
Leher Diikat Tali
Sebelum mengubur Angeline, Agus juga mengikatkan boneka kesayangan Angeline ke jasad gadis malang itu.
“Tali itu diikat di leher dan diikatkan boneka supaya arwahnya tidak mencari dia. Ini menurut pengakuannya pada tetua adatnya,” tambah Haposan.
Sedangkan terkait rentang waktu yang cukup lama saat pembunuhan yang dilakukan pukul 13.00 Wita dan baru dikuburkan sekitar pukul 20.00 Wita.
Agus mengungkapkan, Margaret baru mencari Angeline sekitar pukul 17.00 Wita.
Margaret, kata dia, kemudian bersama dengan anaknya yang saat itu datang, melaporkan kepada petugas desa setempat terkait kehilangan Angeline sekitar pukul 20.00 Wita.

Meski demikian Haposan menilai, tersangka Agus masih irit bicara kepadanya.
"Saya coba arahkan dia dari apa yang dijawab di BAP (berita acara pemeriksaan), dia (Agus) jawabnya sedikit-sedikit, tidak terlalu banyak dan apakah ada pemikirannya karena saya pengacara yang penunjukan polisi sehingga dia belum terbuka, kami juga tidak tahu," ujarnya.
Lie Detector
Kerap memberikan keterangan yang berubah-ubah saat diperiksa, Polda Bali akan menggunakan 'Lie Detector' untuk memeriksa Agustinus Tae atau Agus, tersangka pembunuhan terhadap Angeline(8).
"Alat lie detector sudah diturunkan ke Bali, ini untuk memeriksa keterangan Agus benar atau tidak. Karena kadang dia jawab A kadang C. Seperti soal sempat ditawarkan Rp 2 miliar ternyata pas dikonfrontir ternyata cuma main-main saja," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charliyan, Senin (15/6/2015) di Mabes Polri, Jakarta.
Dihubungi terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Wiyanto mengatakan tujuan tes uji kebohongan yakni untuk memperoleh informasi sekaligus bahan penyidikan dan pengembangan kasus.
Termasuk dugaan adanya aktor intelektual dibalik peristiwa pembunuhan tersebut.
"Supaya hasilnya maksimal, sebelum di lie detector, Agus tidak kami periksa. Alat lie detector sudah datang kemarin ke Polda," tambahnya.
Tangan Misterius
Coba perhatikan foto di atas, sebuah jari tangan berada di pundak kakak angkat bocah korban pembunuhan di Denpasar Angeline, Christin Kunci (kiri).
Jari tangan yang merangkul Christin itu terlihat hitam, tak seperti jari tangan manusia pada umumnya.
Siapakah jari tangan tersebut? Kini jadi pertanyaan di kalangan netizen sebab orang yang berada di samping Christin tidak tampak lantaran foto terpotong.
Nindy Widia menulis komentar, “Itu yang ada dibahu kakak angkatnya, tangan yg warna item iti tgn siapa yaa ??itang.”
Naomi Sapan menulis komentar, “Iya baru sadar. Seram sekali hitamnya. Bukan seperti tangan manusia. Mungkin ada yang bisa postingkan foto utuhnya.”
Suparnawa Suratmodjo menulis komentar, “Hiii....itu tangan negro.....tapi mana ada negro disana....”
Harning Pramesti menulis komentar, “Iya setelah saya amati emang aneh itu tangan siapa ?
serem.”
Shinta Pram menulis komentar, “tangan setan kali ya.”
Rrm Lensa menulis komentar, “Mungkin Tangan arwah.”
Yohana Sudarsono menulis komentar, “Ada foto yg lebih lengkap, disitu memang ada orang asing berkulit hitam di sebelahnya. Mungkin orang dekat kakak angkat Angeline.... jadi tidak perlu dibesar2kan sbg tangan arwah atau semacamnya. tp mmg aneh cara mereka tersenyum...”
Nana Yesha menulis komentar, “mungkin itu tangan kecilny angelin yg ingin minta tlng untk mengungkap siapa pembunuhny...ato jgn''yg dipegang tangan itu pembunuhny,,,psikopat 3 serangkai..hukum mati aj...mana ad orng kehilangan kluarga tp bs senyum exiss bgtu..”
Zheva Khavhanea menulis komentar, “Iya ih itu item tangannya sapa.."
Erwin Bin Tobin menulis komentar, “Iya..itu sosok yg lindungi keluarga itu supaya bsa lepas dr kasus yg skrng merka alami,n itu jelas pengikut setan sbb ada kekuatan magis di dalam gambar itu n itu jelas" ilmu hitam.i..ilsisi.”
Indri Angraini Yuliyanti menulis komentar, “Tanganny seperti berbulu gitu...”
Cim Novie Irmayantie menulis komentar, “ada tangan hitam di pundak..tangan siapa itu...???”
Niar Allianz Jakarta menulis komentar, “Koq melihat tangan hitam itu jdi merinding ya.”
Lusi Helly menulis komentar, “Seperti ada aura negatif dlm foto itu, tdk spt foto2 biasanya....”
Anggy Yamanaka Potter menulis komentar, “Ih.. Udah pada positiv thinking aja. Mungkin tangan manusia biasa aja.”
Vira Ferry menulis komentar, “Tangan genderewo.pndamping mereka... Buat tolak bala agar mereka terlepas Dari kasus pembunuhan..”
Sebelumnya, foto di atas diperoleh dari akun Instagram artis Ivan Gunawan @ivan_gunawan. Ivan mem-posting foto tersebut lantaran mereka terlihat seperti tersenyum saat Angeline dilaporkan hilang.
Bibir mereka kemerahan dan kehitaman terlihat merekah.
Begitu pula dengan bibir Margriet Megawe, ibu kandung Christin dan Yvone.
Melihat raut wajah ketiganya, sontak sejumlah pemilik akun Instagram memandang sinis dan menghujat mereka.
Sejak foto itu di-posting, beragam komentar muncul.
Mayoritas berisi hujatan dan menyebutnya sebagai dalang pembunuhan Angeline guna mendapatkan harta warisan.
Sangat Disayang
Angeline kecil sangat disayang oleh Douglas Scarborough, suami Margriet sekaligus ayah angkat Angeline. Saat Douglas berada di Bali, ia selalu menemani Angeline bermain.
“Si Douglas ini orangnya baik dan senang dengan Angeline, dia selalu menemani. Saat di Bali, Douglas sudah pensiun. Selang beberapa minggu tinggal di Bali Douglas meninggal karena sakit,” ujar sumber Tribun Bali, ketika menceritakan sosok ayah angkat Angeline, Minggu (14/6/2015).
Douglas Scarborough, lahir di Galveston, Texas, Amerika Serikat, 26 Februari 1945.
Dia bungsu dari lima bersaudara
Dia meninggal di Singapura, 17 September 2008, akibat komplikasi serangan jantung. Sosok ayah angkat Angeline ini juga suka berkeliling dunia.
Sebagian besar masa bekerjanya dihabiskan di Indonesia, di bidang sistem gempa bumi dan eksplorasi minyak.
Sumber Tribun mengatakan, dirinya mengenal Margriet sekitar tahun 2007, dikenalkan oleh orang dekat dari lingkungan keluarga Margriet.
“Waktu itu kebetulan mereka masih sering ada di Jakarta, karena pada saat itu suaminya masih hidup dan keduanya lebih sering di Jakarta. Saat Angeline diambil oleh Margriet, rumah yang di Sedap Malam masih dalam proses pembangunan. Dulu rumah yang di Sedap Malam masih lapang, tidak sekumuh sekarang, Margreit tidak terlalu telaten dalam mengurusi barang-barangnya,” kenangnya.
Saat rumah yang terletak di jalan sedap malam rampung, dalam waktu bersamaan, Christina, anak pasangan Margriet dan Douglas yang warga negara Amerika, sekaligus kakak tiri Angeline, telah memiliki tanah di daerah Canggu, Badung yang tengah dibangun.
“Setelah berumur enam bulan, Angeline dititipkan Margriet ke iparnya. Karena ibu angkatnya ini sering berada di Jakarta,” katanya.
Selain sumber Tribun yang mengenal Margriet di tahun 2007 hingga 2008-an, sumber Tribun Bali lainnya juga mengenal Margriet di tahun 1990-an, saat tinggal di Balikpapan.
Dia juga mengenal Douglas Scarborough, ayah angkat Angeline yang pada waktu itu bekerja di perusahaan minyak.
Menurutnya, sosok Douglas adalah orang yang baik dan selalu perhatian terhadap orang sekelilingnya.
“Douglas bekerja di perusahaan minyak Vico, Balikpapan, Kalimantan. Dia menjabat sebagai chief geophycisist untuk survei minyak atau seismic. Orangnya baik sekali dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh, dia biasa-biasa saja menurut saya,” terangnya.
Setelah itu, sumber Tribun ini kemudian memilih untuk tinggal di Bali. Dari sanalah ia kembali lebih dekat dengan keluarga Margriet.
Terkait dengan Angeline, Douglas adalah orang yang paling sayang.
Setiap liburan Douglas selalu menyempatkan diri menghabiskan waktunya bermain bersama Angeline.
“Douglas tidak pernah berlama-lama di Bali kalau tidak libur. Douglas itu sayang banget sama Angeline sudah seperti anak sendiri,” tutupnya saat menceritakan sosok ayah angkat Angeline.
sumber : (brilionet/tribunbali/instagram)

0 komentar:

Post a Comment