Social Profiles

Pages

Sunday 24 May 2015

Bantuan Iran Dilarang Masuk Yaman



TEHERAN - Sebuah pesawat Bulan Sabit Merah Iran yang membawa 20 ton bantuan dilarang masuk ke Yaman seusai dicegah mendarat di Djibouti, sebuah negara di Afrika Timur yang berada di Teluk Aden, pintu masuk Laut Tengah, Sabtu (23/5). PBB menyatakan pesawat tidak diizinkan mendaftar di Djibouti, sehingga harus kembali lagi ke negaranya.
“Meskipun koordinasi dengan PBB dan Program Pangan Dunia, pesawat itu tidak diberikan izin untuk mendarat di Djibouti,” kata kantor berita negara IRNA mengutip seorang pejabat Bulan Sabit Merah. Pejabat yang tidak disebutkan namanya mengatakan, pesawat itu saat ini berada Shabahar, tenggara Iran, menunggu izin dari Kementerian Luar Negeri dari Djibouti.
Sedangkan kapal Iran yang membawa 2.500 ton bantuan untuk Yaman berlabuh di Djibouti pada Jumat (22/5) malam. Kargo telah diserahkan kepada WFP di Djibouti dan saat ini sedang diturunkan, kata juru bicara WFP, Abeer Etefa, Sabtu. “Kapal membawa 2.500 ton bantuan kemanusiaan, termasuk beras dan tepung terigu, serta obat-obatan, air, tenda dan selimut,” katanya.
Pejabat Bulan Sabit Merah mengatakan kepada IRNA kapal sedang berlabuh di Djibouti. Kapal awalnya menuju pelabuhan Hodeida, tetapi harus mengubah arah setelah peringatan dari Amerika Serikat dan koalisi pimpinan Arab Saudi yang sedang menumpas Houthi di Yaman. Pada April 2014 lalu, pesawat tempur Saudi mencegah sebuah pesawat Iran, yang mengatakan membawa bantuan untuk mendarat di bandara Sanaa, Yaman
Sementara itu, jet tempur Arab Saudi membombardir tiga markas militer di Ibukota Sanaa, Yaman, Sabtu (23/5). Warga mengatakan serangan udara koalisi menghancurkan sebuah gudang amunisi di salah satu markas, sehingga memicu terbangnya sejumlah roket ke udara dan menghantam kawasan pemukiman penduduk. Belum ada laporan korban jiwa.
Arab Saudi menuduh Iran mempersenjatai pemberontak Houthi, namun Teheran membantah tuduhan itu dan menentang serangan udara. Koalisi Saudi telah mengobarkan perang udara melawan Houthi sejak 26 Maret dalam upaya memulihkan kekuasaan Presiden Abderabbo Mansour al-Hadi, yang telah melarikan diri ke Riyadh setelah pemberontak menyerbu sebagian besar negara itu. Perang di Yaman sudah berlangsung dua bulan lebih dengan jumlah korban tewas lebih dari 2.000 orang dan jutaan orang mengungsi.(ap/afp/muh)

0 komentar:

Post a Comment