Social Profiles

Pages

Saturday 30 May 2015

Glok Lihat Dua TNI Dieksekusi

Glok Lihat Dua TNI Dieksekusi

Kepolisian Resor (Polres) Lhokseumawe yakin bahwa Zulkarnaini alias Glok (28), warga Pulo Meuria, Kecamatan Geurudong Pase, Aceh Utara yang menyerahkan diri ke polisi setempat pada Kamis (28/5) sore, merupakan kelompok Din Minimi. Ia bahkan mengaku terlibat langsung menculik Panglima Muda Komite Peralihan Aceh (KPA) Pase, Mahmudsyah alias Ayah Mud (48) pada Minggu, 22 Maret 2015.
Yang juga mengagetkan adalah pengakuannya menyaksikan langsung saat rekan-rekannya mengeksekusi dua intel TNI dari Kodim 0103 Aceh Utara, yakni Sertu Indra dan Serda Hendri pada Selasa, 24 Maret 2015, di kawasan Nisam Antara, Aceh Utara.
“Glok juga terlibat dalam kasus penculikan Mualidin alias Makwo (25), warga Geulumpang Sulu Barat, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara pada Minggu, 15 Februari 2015, dan sejumlah tindak kriminal lainnya,” beber Kapolres Lhokseumawe, AKBP Cahyo Hutomo, melalui Kabag Ops Kompol Isharyadi, di Lhoksumawe, Jumat (29/5) sore.
Selain mengaku sebagai anggota komplotan Din Minimi, saat menyerah Glok juga memperlihatkan beberapa koleksi fotonya selama di hutan sedang memegang senjata api laras panjang. Teman-temannya yang sudah duluan ditangkap pun mengakui bahwa Glok benar sebagai anak buah Din Minimi. Semua fakta dan pengakuan itu, membuat Kapolres Lhokseumawe yakin bahwa Glok yang barusan menyerahkan diri benar sebagai anggota komplotan Din Minimi.
Kompol Isharyadi juga menyampaikan pengakuan Glok (glok dalam bahasa Aceh maknanya cangkir -red) bergabung pertama kali dengan kelompok Din Minimi pada Februari 2015 di kawasan Kuta Makmur, Aceh Utara.
Setelah dua anggota TNI “gugur” karena ditembak dan kawasan Nisam langsung dikepung TNI dan Polri, Glok pun melarikan diri ke Sigli, Kabupaten Pidie, bersama kelompoknya. “Dua pekan berada di Sigli, dia pun kembali lagi ke Geurudong Pase. Saat pulang ke Geurudong Pase, Glok tidak membawa senjatanya. Itu sebab saat menyerahkan diri Kamis kemarin Glok tidak menyerahkan senjata,” kata Kompol Isharyadi, Jumat.
Kompol Isharyadi juga membeberkan awal kisah mengapa Glok mau menyerahkan diri. Mulanya, personel Polsek Geurudong Pase mendatangi rumah orang tua Glok untuk memberi tahu bahwa anaknya itu telah melanggar hukum sejak bergabung dengan kelompok Din Minimi. “Lalu orang tuanya pun meminta anaknya itu untuk menyerah dan Glok ternyata mau,” ujar Isharyadi.
Dengan menyerahkan diri secara sukarela, kata Kompol Isharyadi, maka dipastikan Glok akan diperlakukan secara baik-baik. Dalam proses hukum nantinya pun bakal ada keringanan. “Jadi, kami imbau kepada Din Minimi dan komplotannya untuk menyerahkan diri juga, mengikuti jejak Glok. Kami pastikan akan diperlakukan secara baik,” pungkas Kompol Isharyadi.
Sebelumnya diberitakan, Zulkarnaini alias Glok, mengaku kepada polisi sebagai anggota komplotan Din Minimi. Lalu warga Pulo Meuria, Kecamatan Geurudong Pase, Aceh Utara itu menyerahkan diri ke pihak Polres Lhokseumawe pada Kamis (28/5) sekitar 16.30 WIB.
Tapi baru sehari kemudian terkonfirmasi lebih detail rekam jejak (track record) Glok selama bergabung dengan Nurdin bin Ismail alias Din Minimi, mantan kombatan GAM yang pada masa damai ini pun masih mengangkat senjata.

0 komentar:

Post a Comment